saya

SEBUAH PERJALANAN HIDUP

DARI SEORANG ANAK MANUSIA

YOGI ADI NUGROHO

LAHIR DI JAKARTA

20 TAHUN YANG LALU

TEPATNYA PADA HARI SABTU, 9 APRIL 1988

DENGAN 1 KAKAK, SATU IBU DAN SATU AYAH

Masa-masa kecilnya di lalui di jakarta, masuk ke Taman kanak-kanak Kartika bhakti lalu di lanjutkan ke Sekolah Dasar Kristen Ign. Slamet Riyadi 2, di sanalah pendidikan formal pertamanya. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya selama 6 tahun, lalu melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi di SMP Ign Slamet Riyadi, komunikasi menjadi masalah baginya, banyak orang yang menganggap remeh dirinya, sehingga akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke SMP 184, disinilah ia belajar bergaul dengan sesama…. tahun 2003 menjadi tahun kelulusannya dari pendidikan menengah pertama, ia lalu melanjutkan pendidikan ke tingkat Menengah Umum di SMU Budhi Warman 2 jakarta, disana, ia bertemu dengan sahabat-sahabatnya, sahabat yang bisa memahami dirinya, ia belajar banyak tentang pergaulan bersama mereka, dan akhirnya di kelas 2 SMU, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia mendapat peringkat 10 besar di kelas, menjadi seorang yang di pandang oleh orang banyak. Prestasi ini di lanjutkan di kelas 3, ia kembali masuk ke peringkat 10 besar di kelas dan menjadi ketua bidang bahasa inggris yang merupakan orang kepercayaan guru bahasa inggris di kelas 3, ia membantu teman-teman untuk memperbanyak vocabullary mereka, membuat kamus bahasa inggris, serta membuat soal latihan ujian untuk persiapan UAS. Akhirnya, setelah 3 tahun menempuh pendidikan di SMU, ia berhasil lulus dengan predikat “the best in english” serta mendapat peringkat ke-2 NEM tertinggi di SMUnya.

Lulus dari SMU, ia melanjutkan pendidikannya ke tingkat Universitas, sempat mengikuti SPMB, tetapi gagal, dan akhirnya ia memilih Bina Nusantara University sebagai tempat mencari ilmu berikutnya. Tahun-tahun pertama merupakan saat-saat terberatnya, kesulitan tuk beradaptasi serta perasaan salah masuk jurusan adalah masalah utamanya, sehingga, IPK nya jatuh dan semangat kuliahnya pun seakan-akan hilang, tapi Allah memberikan takdir yang lain pada dirinya, ia di perkenalkan dengan sebuah organisasi islam di kampusnya, MT AL-KHAWARIZMI… disanalah ia mulai mengenal agamanya, mendapat sahabat-sahabat yang luar biasa, keluarga ke-2 baginya, Allah pun akhirnya membukakan pintu hidayah untuknya lewat sebuah lembaga trainning, ESQ, ia di ESQ kan bersama teman-teman BEM Se-JADEBEK, Bandung, dan daerah lainnya. Disanalah ia mulai menyadari makna hidup ini, dan mengembalikan semangat kuliah-nya. Berbagai terpaan masalah ia hadapi saat ia menjalani masa-masa kuliahnya, pribadinya di bentuk disini, berbagai amanah telah di kalungkan padanya, dan semua hal itu, telah membentuknya menjadi pribadi yang baru, pribadi yang menjadikan kematian menjadi tujuan hidupnya, pribadi yang berusaha tuk slalu takut kepada Allah, pribadi yang selalu merasa di awasi oleh Allah, pribadi yang selalu punya motivasi untuk berjuang, dan Alhamdulillah, ia telah merasakan hidup, hidup adalah menyenangkan baginya, ia telah memiliki formula untuk memotivasi dirinya sendiri, dengan formula tersebut, ia melaju menerjang cobaan hidup.

Drum….

Drum merupakan hobinya, ia mengenal drum sejak ia duduk di bangku kelas 2 SMP, ia juga sempat mengikuti kurus drum saat ia duduk di bangku SMU, 6 bulan ia melatih skil-skil dasar dalam drum, dan sampai sekarang, ia tidak bisa melepaskan kemampuannya untuk menggebuk drum, walaupun tidak bermain dalam jangka waktu yang lama, kemampuan menggebuk drum nya tetap ada, inilah hasil dari latihan rutinnya yang tidak kenal lelah saat ia masih duduk di bangku SMU.

Komputer….

Ketertarikannya pada komputer dimulai sejak ia masih duduk di bangku SD, kakak-nyalah yang membuatnya tertarik dengan bidang ini. Ia pernah mengikuti kursus Ms.Office saat duduk di bangku kelas 1 SMU, dan bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. Ia juga senang mengotak-atik komputernya, merakit komputer pun ia pelajari dengan otodidak. Saat di SMU, ia dikenal sebagai orang yang mampu dibidang komputer, tapi lain ceritanya saat ia duduk di bangku kuliah, kemampuannya di bidang komputer seolah-olah tidak berguna, karena matanya terbuka dan menyadari bahwa ilmu komputer adalah luas, tidak seperti yang ia bayangkan selama ini. Ia pun akhirnya harus berjuang mati-matian untuk bisa memahami bahwa komputer itu menyenangkan, dan alhamdulillah, akhirnya ia mampu melakukannya, walaupun agak terlambat, yaitu pada semester ke-5 perkuliahannya di Bina Nusantara University.

Makna hidup

Baginya hidup adalah cobaan, tak ada kata lain yang lebih tepat dari itu, kebahagiaan adalah bumbu hidup ini, sedangkan santapan utamanya adalah kesulitan, karena ia beranggapan bahwa dirinya di turunkan ke dunia ini adalah untuk di coba, apakah ia pantas untuk masuk ke syurga-Nya. Baginya, setiap cobaan bernilai ibadah, setiap langkah hidup juga nilainya ibadah, setiap perkataan pun nilainya ibadah, semua kegiatan nilainya adalah ibadah, dan yang selalu menjadi pertanyaan di benaknya adalah “apakah saya mampu menjadikan semua itu adalah ibadah?”

Amanah

Banyak amanah yang telah ia dapatkan selama ia mengecap pendidikan di bangku kuliah, tetapi yang menjadi amanah utama baginya yaitu membahagiakan kedua orangtuanya dengan lulus tepat waktu, ia ingin kedua orangtuanya mendengar namanya di sebut serta melihatnya berjalan di depan mimbar dengan jubah mahasiswa, dan topinya yang berhiaskan pita, itulah saat momen yang paling di tunggu-tunggu olehnya. Amanah yang ia pegang untuk saat ini adalah menjadi HUMAS MT ALKHAWARIZMI Binus University dan menjadi Ko’ordinator MCD (Media Center Daerah) FSLDK (Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus) JaDeBek.

The Last…KEMATIAN…

Dia pernah sangat dekat dengan kematian saat ia masih berada di bangku SD, di rawat di Rumah Sakit dengan gejala Demam Berdarah, tapi penanganan yang terlambat membuatnya drop. STADIUM 4. mungkin itu kata yang bisa menggambarkan dirinya pada saat itu. Trombosit darahnya saat itu hanya tinggal 20, artinya kemampuannya untuk hidup berada di bawah 20%, dokter pun sudah memfonis bahwa umurnya hanya tinggal beberapa hari saja, dan tidak ada lagi yang bisa menyelamatkannya kecuali keajaiban. Tapi, Allah berkehendak lain pada dirinya, Ia memberikan pengecualian tersebut, obat yang tidak mampu di buat dan dirakit oleh dokter manapun, Allah memberikan kesempatan kepadanya untuk bisa hidup lebih lama, semangatnya membuat ia bisa bangkit, semua orang berperan dalam kebangkitannya, dan alhamdulillah, ia masih bisa hidup sampai saat ini dengan kondisi segar bugar.

Itulah sekilas tentang dirinya, Yogi Adi Nugroho, seorang anak manusia yang selalu berusaha untuk menjadi manusia unggulan dengan segala keterbatasan yang ia miliki.

Leave a Reply